Soloensis

Teknologi Nano, Perlukah masuk Kurikulum Pendidikan Kita?

         Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad 21 begitu pesat. Berbagai teknologi canggih mempermudah segala macam keperluan manusia ditemukan dan dikembangkan serta digunakan oleh banyak orang. Perkembangan IPTEK tersebut memberi dampak siknifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu produk perkembangan IPTEK abad 21 ini adalah teknologi nano. Teknologi nano didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengontrol zat, material dan sistem pada skala nanometer, sehingga menghasilkan fungsi baru yang belum pernah ada. Dengan teknologi nano, kita dapat membuat partikel ukuran makro menjadi ukuran yang sangat kecil (nano), sehingga sifat dan fungsi partikel tersebut bisa diubah sesuai dengan yang diinginkan.

Di Indonesia teknologi nano belum begitu berkembang bahkan masyarakat masih asing mendengar teknologi nano. Indonesia masih jauh tertinggal dari sisi teknologi nano, baik dari sisi penelitian maupun dari sisi penguasaan industrinya. Padahal teknologi nano sangat penting dan berpengaruh bagi kemajuan suatu bangsa, termasuk Indonesia. Namun di luar negeri seperti pada negara-negara maju teknologi nano sudah bukan hal yang baru lagi. Bahkan di negara-negara maju sudah mampu memproduksi barang-barang hasil aplikasi teknologi nano yang sangat berguna. Saat ini teknologi nano mampu menjadi alternatif solusi permasalahan bidang kesehatan, otomotif, komputer, kosmetik, farmasi tekstil, militer, lingkungan hidup maupun konservasi energi. Beberapa penelitian bidang kimia, fisika dan biologi dengan sentuhan teknologi nano mampu menghasilkan inovasi produk maupun temuan pengetahuan baru. Sebagai contoh beberapa produk teknologi nano antara lain bidang kosmetik dengan produk antiaging cream, antiwrinkle day and night cream, maternity stretchmark cream, dan platinum skincare. Pada bidang pangan antara lain buah maupun sayuran yang antimikroba. Penelitian-penelitian tentang teknologi nano juga sudah banyak diantaranya reduksi zat flourida pada air minum, pembentukan secara biologi nano partikel perak melalui ekstrak sel bebas Spirulina platensis.

Melihat perkembangan dan pentingnya teknologi nano, maka sebagai negara berkembang Indonesia perlu membangun sumber daya manusia serta fasilitas pendukung sebagai langkah dalam mengenalkan hingga mengaplikasikan teknologi nano agar tidak tertinggal dengan negara lain. Pembangunan sumber daya manusia yang melek teknologi nano dapat dilakukan melalui pendidikan. Kajian teknologi nano dapat diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan melalui pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada beberapa negara maju seperti Jeman, Perancis, dan Belgia teknologi nano sudah dikenalkan siswa sejak sekolah dasar. Sebuah buku panduan bernama nanokits telah dibuat di negara tersebut sebagai buku panduan untuk mengenalkan nano teknologi pada siswa. Pada buku tersebut berisi kegiatan-kegiatan percobaan sederhana yang bisa dilaksanakan oleh siswa dengan bimbingan guru.

 

Gambar 1. Nanokits for School (Buku Pedoman Pengenalan Teknologi Nano untuk Siswa

(Sumber: https://www.nanora.eu)

            Pada pendidikan sekolah dasar dan menengah di Indonesia, teknologi nano dapat dikenalkan secara integrasi dengan mata pelajaran yang sesuai. Pembelajaran kajian teknologi nano pada sekolah dasar dan menengah dapat dilakukan dengan percobaan-percobaan sederhana, sehingga siswa dapat pengalaman secara langsung memahami prinsip teknologi nano. Website tentang membelajarankan teknologi nano telah dikembangkan dibeberapa negara guna mendukung kajian teknologi nano di sekolah. Contoh website https://kids.kiddle.co berisi kajian teknologi nano yang dapat diakses dan dipelajari dengan mudah oleh siswa. Dengan pengenalan dan kajian teknologi nano sejak dini mulai sekolah dasar dan menengah, maka dapat dilanjutkan pada tingkatan perguruan tinggi. Apabila kajian teknologi nano dalam sekolah dasar dan menengah masih berupa teori dan percobaan sederhana, maka di tingkat perguruan tinggi dapat lebih mendalam. Sehingga kajian teknologi nano dapat masuk dalam kurikulum.

Pada tingkat perguruan tinggi, teknologi nano dapat menjadi mata kuliah tersendiri dengan kajian yang mendalam dan disertai praktikum hingga penelitian. Seiring dengan perkembangan teknologi nano kedepannya, peminatan bidang tersebut diprediksi akan tinggi. Perusahaan-perusahaan yang dahulunya berbasis makromolekul akan menerapkan teknologi nano untuk menghasilkan produk yang lebih baik. Untuk itu, lulusan-lulusan perguruan tinggi yang ahli dalam teknologi nano akan sangat dibutuhkan di dunia kerja. Selain itu, dengan penguasaan teknologi nano, maka negara akan kuat bersaing dengan negara lain dalam bidang IPTEK.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Anwari Adi Nugroho

    Mahasiswa S3 Pendidikan IPA FKIP UNS/
    Dosen Pendidikan Biologi Univet Bantara Sukoharjo

    View all posts

    Add comment