Soloensis

Kehidupan Setelah Menjadi Anak Kos

      Merantau adalah tradisi orang Indonesia termasuknya saya. Saya asli dari Padangsidimpuan,saya kuliah di Uin Sumatra Utara (Medan). Jarak rumah saya ke kampus cukup jauh,Terpaksa saya harus menjadi anak Kost, Ketika kita sudah menentukan pilihan untuk menjadi anak kost, berarti kita sudah siap untuk hidup mandiri. Kehidupan kita yang berlanjut, Berpisah dari keseharian bersama orang tua dan saudara lainnya, Menjadikan kita harus mengubah sifat kita yang manja dan bersiap untuk hidup mandiri. Jalan itu juga yang saya pilih sekarang. Ketika saya lulus SMA,lalu saya sudah menentukan ingin menjadi perantau untuk melanjutkan study saya dan saya siap dengan itu.

     Belajar di Kota orang adalah hal yang tentunya menantang, tapi juga memberikan banyak pengalaman dalam kehidupan saya.  Menjelajahi tempat-tempat baru, melihat hal-hal yang tidak ada di kota sendiri, dan tentunya belajar dengan banyak teman  dari berbagai kota di kampus. Ada yang dari Aceh, Padang,Suka bumi, dan daerah-daerah yang ada di kota Medan. 

     Menjadi seorang anak rantau,berjalan di Negeri orang, tiada sanak saudara, hanya teman sebagai andalan,begitulah nasib sebagian orang saat ini teruma saya,saya berjalan kesana kemari hanya untuk mencari setitik ilmu. Hanya bisa mengingat kata-kata terakhir orang tua yang memberikan motivasi untuk saya dalam membentuk kesabaran dalam hati agar saya bisa menerima keadaan hidup di tanah perantauan,walau terkadang keadaan tidak seperti yang saya inginkan tapi itulah yang harus saya lalui .

     Selama menjadi anak perantauan yang menuntut ilmu di kampung orang, banyak sekali masalah-masalah yang saya hadapi,. Namun itu semua menjadi proses pembelajaran bagi saya untuk bisa lebih bijak dan dewasa dalam menangani masalah-masalah yang saya hadapi saat ini. Masalah seperti : 

  •  Jam Kuliah Yang Tidak Menentu

Menjadi mahasiswa tentunya menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya. Saya sebagai mahasiswa sulit membagi waktu karena jam kuliah saya yang tidak teratur, waktu SMA saya dituntut berangkat Pagi pulang Sore. Siklusnya teratur tiap hari berulang-ulang dan waktunya akan sperti itu sampai lulus. Nah sekarang saya sudah duduk di bangku perkuliahan ternyata sangat jauh berbeda dengan masa SMA. Sekarang siklus nya ada yang Pagi, Siang, dan Sore.Sering kali saya mengalami jadwal yang berubah-ubah,Masalahnya ketika masuk kuliah Sore bawaannya ngantuk dan ingin tidur.

  • Aktivitas Kuliah

 Sebenarnya menjadi mahasiswa kita sangat membutuhkan aktivitas diluar kampus karena ilmu yang diberikan dikampus hanya setengah dan setengahnya lagi kita harus mencarinya sendiri,Mencarinya dengan cara kita memasuki organisasi-organisasi yang ada di kampus,tergantung bagaimana cara kita mencarinya, misalnya seperti masuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) , Karena disitu gudang ilmu semua. Jangan menjadi Mahasiswa dengan gelar Mahasiswa Kupu-kupu(Kuliah-pulang,Kuliah-pulang). Banyak yang beranggapan dengan banyaknya Aktivitas diluar kampus menjadi kuliah lama selesai ataupun sebagainya. Tapi banyak buktinya orang-orang yang berorganisasi lebih cepat selesai, dan berprestasi .

  • Merindukan Keluarga

Tentunya kita sebagai anak kost yang jauh dari keluarga,seringkali merindukan keluarga yang jauh disana.Menjadi seorang anak rantau setiap saat saya selalu teringat dan rindu akan orang tua, sanak saudara dan kampung halaman. Meskipun sering menghibur diri sendiri dengan cara sendiri, masih saja teringat akan mereka yang berada disana.Namun berkat teknologi dan informasi yang serba canggih,semuanya begitu mudah,walaupun jarak yang beratus-ratus kilometer jauhnya, saya begitu mudah tersambung dengan mereka,. Namun rasa rindu dan ingin pulang selalu menggebu-gebu pada seorang anak Kost seperti saya

  • Uang Saku

Problematika inilah yang sering terjadi bagi kita yang menyandang status anak kost. teruntuk kita anak kost yang hidup di perantauan uang saku atau uang bulanan adalah hal yang terpenting,Pasti setiap mahasiswa yang hidup diperantauan memiliki nominal uang saku yang berbeda-beda tergantung gaya hidup masing-masing. Apabila orang tua nya yang memiliki harta berlimpah maka hidupnya di prantauan tidak akan mengalami kesulitan makan,jajan,dll.bagaimana dengan anak kost yang hidup pas-pas an? Pasti mengalami kesulitan untuk mengatur keuangan.kebutuhan mahasiswa bukan hanya makan, Akan tetapi masih banyak keperluan-keperluan lainnya seperti uang fotocopyan, ngeprint, modem, Dan lain sebagainya. 

     Disini saya akan bercerita bagaimana saya mengatur uang saku bulanan saya,saya selaku anak kost mau tak mau, suka tidak suka mendorong saya dan banyak orang tak terkecuali Mahasiswa perantauan. melakukan penghematan uang bulanan apalagi untuk mereka yang berstatus penerima “Beasiswa orang tua”  Dan dari sekian banyak pos anggaran uang bulanan,bagi saya uang makan adalah hal yang kerap mengalami kebocoran jika cara hidup sebagai anak kost masih seperti hidup di rumah yang serba disediakan. Apabila kita berasal dari keluarga yang serba pas-pas an tentunya kita akan berpikir bagaimana cara kita bertahan hidup dengan uang saku yang diberikan orang tua .Mulai dari uang kost, kuota, pulsa, dan lain sebagainya. 

     Alhamdulillah saya menemukan kost-kostan yang nyaman, murah, dan fasilitasnya lengkap, dikosan saya juga ada wifi jadi saya tidak butuh membeli kuota, uang kuota internet bisa saya gunakan untuk kebutuhan saya yang paling dibutuhkan. Dengan ini saya bisa mengurangi sedikit beban orang tua saya,Daerah Kosan saya cukup ramai dan dekat dengan kampus. Saya mulai merasakan suasana yang berbeda dari suasana rumah. Adaptasi memang sulit tapi sangat diperlukan dan haru Setelah menjadi anak kos.Maklum, kebanyakan Mahasiswa adalah para perantau yang berasal dari luar kota dan jauh dari orangtuanya.Kuliah di luar kota dan terpaksa jadi anak kost artinya kamu harus pintar mengatur uang jajan supaya gak melarat di akhir bulan.

      Jika dulu saat Saya tinggal sama orangtua, saya bisa minta uang kapan aja, sekarang uang saku saya udah dijatah. Mau gak mau saya harus tahu cara hidup hemat dong.Sebenarnya sih orangtua Saya gak bakal marah kalau uang saku habis di tengah bulan. Tapi saya merasa  malu, Saya harus lebih tau diri,udah ngekos dan lepas dari orangtua tapi masih gak bisa atur uang.Saya takut orangtua Saya  malah khawatir dan menganggap saya enggak bisa hidup mandiri di kota orang. Saya sering Merasa banyak merepotkan orangtua saya.karena saya belum bisa memiliki penghasilan.Sekiranya jika saya tidak bisa menghasilkan duit sendiri, Saya bisa membantu orang tua saya dengan berhemat ketika orang tua saya mengirimkan uang saku bulanan. 

Tips berhemat versi saya :

  1. Kebutuhan dasar anak kost  ini sebenarnya tidak lah banyak. Namun, kadang kamu akan mengeluarkan banyak uang karena kamu tak cermat dalam menentukan prioritas, uang makan wajib kamu prioritaskan menjadi yang pertama. Tanpa harus sakit karena makan sembarang, sekarang kamu bisa membuat peraturan uang makan yang ketat. Misalnya: uang makan sebulan Rp. 350.000 sedangkan uang makan perhari sekitar Rp. 10.000 
  2. Memakan makanan sehat, Jika kamu tidak ingin sakit maka jaga pola makan, makan dengan teratur,Kamu bisa makan 3x sehari denga pilihan menu sederhana, tentunya kamu harus cari tempat makan yang tipe-tipe mahasiswa.tidak mengekuarkan banyak uang, tetapi sehat.Makanlah dengan teratur, dan jangan sembarangan memilih tempat makan karena bisa jadi makanannya tidak Higienis dan malah menjadi sumber penyakit
  3. Memasak, Nah ini tips paling ampuh untuk menjaga kestabilan uang saku bulanan kita, Karena tidak banyak pengeluaran apabila kita memasak sendiri untuk makan sehari-hari.Saya Bahkan memasak nasi, lauk, dan sayur sendiri di kost agar uang saku bulanan saya tidak Cepat habis sebelum waktunya. 
  4. Gunakan jasa transportasi yang murah seperti angkot.jika jarak tempuh tidak terlalu jauh, kamu bisa jalan kaki.
  5. Belanja kebutuhan dalam kemasan yang besar. Barang ini juga akan bertahan lebih dari sebulan. Jadi bulan depan bisa lebih hemat.
  6. Dan jangan lupa pengeluarkan untuk ngeprint, menjilid, ataupun foto copy Harus di siapkan uang khusus 

      Kunci penghematan anak kos terletak di upaya pengendalian diri kita sendiri.Intinya, apapun yang terjadi kamu harus Menahan diri. agar tidak tergoda membeli barang yang sebenarnya tidak begitu diperlukan.Bertahan hidup sendirian tanpa dampingan orang tua justru menempa diri kamu untuk jadi pribadi yang lebih mandiri dan dewasa.Jangan malu hidup sederhana,berhematlah itu membawa kamu jauh lebih baik kedepannya.Bila tetap dimanjakan oleh orang tua, kapan lagi kita merasakan susahnya mereka mencari uang? Kita juga sesekali perlu merasakan bagaimana susahnya tidak punya uang, dan bagaimana caranya mengatasi keuangan bila kantong sudah kering. Mungkin ‘Akhir Bulan’ versinya Anak Kost’ bisa menjadi pembelajaran.

     Karena perantauan bukan rumah yang saat lapar tinggal makan.Tinggal sendiri membimbing kita yang bertatus anak kost menemukan rasa tanggung jawab terhadap diri kita sendiri, untuk menciptakan kehidupan yg lebih berarti. Membangun sikap disiplin waktu dan uang, agar kehidupan kita menjadi benar-benar teratur dan tersusun rapi. Semua itu akan membawa kita menjadi pribadi yang baru,dan jauh lebih baik lagi dari yang sebelumnya. 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    linda mutiara

    Kuliah di universitas negeri sumatra utara,fakultas kesehatan masyarakat

    View all posts

    Add comment