Soloensis

Jangan Mengikuti Tindakan Keji dengan Pikiran yang Keji

Dunia sedang berduka dengan tragedi yang terjadi di Kota Paris. Tragedi yang disebabkan ledakan bom tersebut menewakan ratusan orang. Peristiwa tersebut konon katanya merupakan tindakan teroris yang sengaja mengacaukan keamanan. Bahkan ketika peristiwa terjadi orang nomor satu di Negara tersebut yakni Presiden Francois Hollande sedang berada di wilayah yang dekat dengan tempat kejadian. Sebuah tindakan yang sangat nekat.

Sontak peristiwa tersebut mendapat kecaman dari seluruh dunia. Semua media mengangkat peristiwa tersebut menjadi berita utama, tak terkecuali media di Indonesia. Semua orang berlomba menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas peristiwa tersebut. Tak terkecuali media social, seperti Facebook yang juga turut aktif dengan memberi aplikasi penggunaan bendera Prancis bagi pemilik akun FB yang ingin menyampaikan rasa simpati terhadap peristiwa tersebut. Dari berbagai akun media sosial yang saya miliki banyak yang menyatakan simpati melalui gambar maupun tulisan maupun memasang bendera Negara Prancis.

Kondisi semacam ini (respon Dunia terhadap Peristiwa tersebut) saya kira sah-sah saja. Saya juga sependapat perbuatan keji semacam itu tidak dibenarkan dilihat dari berbagai aspek. Tetapi jujur saya katakan, saya merasa janggal dan cemburu dengan apa yang saya lihat atas respon peristiwa tersebut. Atas nama keadilan saya katakan sebenarnya ada saudara kita yang lain yang lebih menderita yang butuh respon seperti itu. Sebut saja apa yang terjadi di Palestina yang hampir setiap hari dibombardir oleh Israel. Apa yang terjadi di Iraq jutaan manusia dihabisi dengan alasan senjata pemusnah masal yang sampai sekarang tidak terbukti kebenarannya. Di Afganistan dengan kedok menghancurkan teroris memborbardir Negara tersebut. Di Myanmar dengan alasan Ras mengusir kelompok Rohingya dengan cara yang sangat kejam. Seterusnya ada di Filipina, Bosnia, dan lain-lain. Dengan mengetahui berbagai tindakan kejam di seluruh penjuru Dunia terbut, apa yang saya saksikan Dunia seolah memilih untuk memberikan rasa simpatik. Dan bisa saya katakan media juga punya peran dalam mengendalikan kondisi ini. Saya tidak tahu, mungkin ada kekuatan besar yang mengkondisikan ketimpangan ini bisa terjadi. Hal inilah yang membuat saya secara pribadi tidak “ikut-ikutan” memberikan respon terhadap peristiwa di Prancis.

Menurut saya kondisi ini berbahaya bagi persatuan Global. Ketika media tak lagi bisa berimbang, maka akan timbul kecurigaan antar kelompok. Seperti yang kita ketahui, kelompok radikal yang dianggap sebagai biang penyerangan tersebut adalah ISIS. Sebuah kelompok yang menurut media radikal dan berbahaya. Kalau kita tarik kebelakang banyak Negera di Asia khususnya bagian Timur tengah yang menjadi sasaran “pembersihan” teroris. Dan mirisnya hampir semua tertuduh teroris berasal dari timur tengah yang merupakan basis dari Agama tertentu. Inilah yang saya rasa sangat tidak adil dan sangat berbahaya.

Ketika agama tertentu menjadi tersudutkan dan “dipaksa” merasa bersalah, inilah yang akan memantik pertikaian yang tidak akan ada habisnya. Jangan sampai hebohnya Dunia merespon peristiwa tersebut ternyata hanyalah usaha sebuah kelompok untuk menggiring opini publik bahwa Agama tertentu berada dibalik peristiwa tersebut. Inilah yang saya maksud pikiran yang sangat keji. Inilah opini yang sangat keji dan kejam. Saya beranggapan tidak ada satu Agamapun yang membenarkan tindakan keji seperti itu. Kalaupun memang ada kelompok yang ingin seperti itu saya menghimbau untuk melihat rentetan peristiwa yang dibungkus dengan istilah teroris ini secara bijak dan teliti serta menyaring informasi dari media.

Ingat, bahwa tidak ada satu agama pun yang membenarkan perbuatan keji. Kita harus melawan perbuatan keji dengan perbuatan baik. Jangan sampai niat kita menyampaikan rasa duka terhadap peristiwa di Paris diikuti dengan prasangka dalam pikiran terhadap suatu Agama atau kelompok tertentu sebagai teroris. Dan sekarang atas dasar pengejaran dan penangkapan terduga teroris yang merupakan anggota ISIS, Prancis dan kawan-kawan mengepung kawasan Syria. Penangkapan yang menurut saya sangat tidak jelas mana warga sipil Syria dan mana anggota ISIS. Kekejaman, kebrutalan, dan penindasan dalam bentuk pikiran dan opini secara masif akan menghasilkan tindakan yang anarkis.

Akhir kata, Wallahu A’lam Bishawab…

Apakah tulisan ini membantu ?

2 comments

  • Yang berbahaya adalah diseminasi simpati pada kekerasan atas nama “kesamaan agama”. Ya, contohnya seperti tragedi di Paris itu dan ternyata di Indonesia banyak yang bertakbir dan mensyukuri serta memuhi aksi barbar dan biadab itu. Ini sangat berbahaya dan harus dicegah perkembangannya. Ini fakta banyak yang berpehamanan agama sangat dangkal.