OLEH : MARJUKI AL FAQIR
Media Literasi Indonesia – Keindahan hidup apabila kita bisa membahagiankan orang sekitar,
makna hidup apabila banyak kerya yang dihasilkan,
dan keluhuran hidup ada dalam keberkahan usia
Setiap insan diciptakan Allah SWT dengan segala keunggulannya masing-masing. Maka hal yang terpenting adalah bagaimana anugerah yang diberikan Allah SWT itu memiliki makna yang tidak hanya berharga untuk diri sendiri tetapi juga bermakna bagi orang lain.
Baca Juga: Tokoh Sastrawan Indonesia
Salah satu indikator keberkahan usia dalam hidup adalah bagaimana kita bisa berbuat dan berkarya sebanyak- banyaknya dan sebaik-baiknya. Allah SWT memotivasi kita dalam firman-Nya :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (Al-Hajj : 77).
Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk merealisasikan وَافْعَلُوا الْخَيْر (berbuatlah kebaikan), salah satunya adalah mengubah kebiasaan ngabuburit yang mungkin selama ini masih bernuansa hiburan, jalan-jalan, atau sekedar melihat lalu- lalang para pengguna jalan.
Perubahan itu bisa kita mulai dari yang mudah, tidak perlu mengganti jadwal atau agenda yang sudah ada, tapi kita ubah orientasi kegiatannya sehingga memiliki keunggulan lebih. Ngabuburit misalnya bisa kita tambah dengan menuangkan peristiwa hikmah kedalam tulisan sehingga bermanfaat bagi orang lain.
Imam Nawawi rahimahullah dalam muqoddimahnya ketika mengarang kitab riyadhud sholihin : “ saya berharap kitab ini menjadi pemacu orang berbuat baik dan pemisah dari segala yang buruk dan merusak”.
Baca Juga: Puisi Chairil Anwar
Bagi kita yang hobi berbisnis, ramadhan menjadi moment perubahan salah satunya dengan program jujur dalam bisnis, karena esensi utama dalam berbisnis adalah keberkahan, bukan sekedar keuntungan merial. Mengenai hal ini rasulullah pernah bersabda :
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا ، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا (متقف عليه)
Artinya : “Penjual dan pembeli masih boleh memilih (untuk meneruskan transaksi atau membatalkannya) selama mereka belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan apa adanya, maka keduanya diberkahi dalam jual belinya. Jika keduanya menyembunyikan (cacat) dan berdusta, maka akan dihapus berkah pada keduanya.” (HR. Bukhari, no. 1973, Muslim, no. 1532)
Syekh Sholih bin Abdirrahman Al Athram mengomentari hadits ini dengan pernyataan bahwa keberkahan dalam jual beli adalah ketika adanya kejujuran dan hal yang dapat menghapus keberkahan adalah kedustaan dalam jual beli.
Hal yang luar biasa juga dicontohkan oleh rasulullah SAW adalah memenuhi timbangan dan melebihinya sehingga orang yang membeli mendapat tambahan dari si penjual. Subhanalloh..
Pelajaran berharga tentang berbisnis juga dapat kita contoh dari tiga sahabat mulia rasulullah SAW. Mereka memiliki kekayaan melimpah dan mereka mendapatkan berkah dari Allah. Mereka adalah Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, dan Zubair bin Awwam rodhiyallohu ‘anhum ajmain.
Ust. Budi Ashari Lc. dalam ceramahnya mengutip tulisan Syekh Yusuf bin Ahmad Al Qosim menjelaskan kekayaan 3 sahabat nabi tersebut :
1. Ustman bin Affan memiliki kekayaan sekitar 30 jt Dirham, 150.000 Dinar = 1 Triliun ,950 Milyar Rupiah
2. Abdurahman bin Auf memiliki kekayaan sekitar 30 jt 200.000 Dinar : 66, 4 Triliun Rupiah
3. Zubair bin Awwam memiliki kekayaan sekitar 50 jt 200.000 Dirham: 3,263 Triliun Rupiah
Lebih lanjut beliau menjelaskan cara sahabat sukses sehingga meiliki harta melimpah.
Pertama, sahabat mulia Ustman bin Affan menyampaikan kiat sukses beliau :
كُنْتُ اُعَالِجُ وَ اُنَمِّي وَ لَا اَزْدَرِي رِبْحًا وَ لَا اَشْتَرِي شَيْخًا وَ اجْعَلُ الرَّأْسَ رَأْسَيْنِ
Artinya : Saya terjun langsung ngurusi bisnis, saya mengembangkannya, saya tidak meremehkan keuntungan, saya tidak membeli yang tua (stok lama) dan saya jadikan satu modal menjadi dua modal.
Kedua, sahabat mulia Abdurrahman bin Auf juga menjelaskan resep sukses beliau. Kisah tersebut dimulai ketika hijrah ke madinah dan beliau sama sekali tidak membawa harta, dan beliau dipertemukan dengan sahabat anshor saad bin rabi’ yang siap memberikan separo hartanya kepada Abdurrahman. Tetapai beliau hanya bilang دلني على السوق (tunjukan saja saya pasar), dari situlah proses bisnis abdurrahman dimulai sehingga beliau memiliki kekayaan yang begitu besar.
Seiring dengan kesuksesan beliau dalam berbisnis, Abdurrahman memiliki kiat luar biasa yang semoga bermanfaat buat kita :
مَا بِعْتُ دَيْنًا وَ لَا اسْتَقْلَيْتُ رِبْحًا وَ لَمْ اُرِدْ اَنْ اَرْبَحَ كَثِيْرًا وَ لمْ اَشْتَرِ مَعِيْبًا وَ اللهُ يُبَارِكُ لِمَنْ يَشَاءُ
“ saya tidak berbisnis dengan sistem hutang, saya tidak meremehkan keuntungan sekecil apapun, saya tidak mengharapkan keuntungan yang banyak dan saya tidak menjual barang yang cacat. Diakhir katanya beliau menyampaikan bahwa Allah memberkahi bagi siapa yang dikehendaki.
Selalu sahabat memiliki ilmu yang komprehensif dalam setiap amaliyahnya, tak terkecuali dalam berbisnis, maka orientasi kita dalam berbisnis bukan sekedar keuntungan yang banyak atau kesuksesan maliyah tetapi lebih kepada keberkahan setiap usaha yang kita lakukan.
Baca Juga : puisi sapardi djoko damono
Diakhir saya ingin menutup tulisan ini dengan sabda Nabi SAW :
نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ (رواه احمد)
Artinya : sebaik – baik harta apabila berada pada tangan orang yang sholih.
Semoga Allah mencukupkan kita dengan harta yang halal sehingga kita tidak perlu harta haram. Menganugerahkan ketakwaan sehingga kita tidak tertarik pada kemaksiatan dan Allah cukupkan kita dengan-Nya sehingga kita tidak butuh kepada selain-Nya.
Wallahu’alam bishowab
Kunjungi website kami https://www.horisononline.or.id/
Add comment