Soloensis

Uji Nyali Naik Ferrari

Just like another big city, Singapura menyajikan beragam jenis leisure alias kesenangan. Bagi Anda yang suka museum, ada banyak museum menarik yang dapat dieksplorasi. Bagi penggemar belanja-belanji, ada banyak pertokoan yang bisa dikunjungi. Dan bagi penyuka tantangan alias adrenalin junkies, ada banyak tantangan adrenalin yang bisa dicicipin. Jika Anda merasa roller coaster kurang menantang, well, saya akan mengajak Anda ke tempat satu ini. Di sini, tak hanya adrenalin terpuaskan, melainkan prestise juga ikut terpuaskan.

Apaan tuh? Pasti pada penasaran kaaann….

Nama tempat ini adalah Ultimate Drive. Ultimate Drive yang berlokasi di Marina Bay Sands Bayfront Avenue30-14 Hotel Tower 3 VIP ini menawarkan sensasi berkendara dengan supercar yaitu Ferrari dan Lamborghini. Wah! Ketika saya diajak ke tempat ini, saya langsung kebayang foto-foto Syahrini yang hobi mejeng di supercar. Lantas saya pun membatin : Asyik, saya juga bisa bikin foto-foto ala Syahrini nih di supercar hihi….

Untuk merasakan pengalaman mendebarkan ini, kita harus merogoh kocek lumayan dalam sih. Tapi, menurut saya worth it banget! Dengan harga berkisar Rp2,6 juta-Rp7 jutaan (tergantung paket yang diambil) kita mendapatkan sensasi berkendara dengan supercar plus piagam dan rekaman video selama kita berkendara. Keren kan! Jadi, kita punya bukti seumur hidup bahwa kita pernah naik supercar.

Ada dua pengalaman yang ditawarkan yaitu sebagai pengemudi atau cukup duduk manis di kursi penumpang. Mengemudikan sendiri supercar di jalanan Singapura pula, pasti yang terbayang di kepala ribet banget perizinannya, pastilah harus memiliki SIM internasional dan sebagainya. Jangan takut! Pengelola Ultimate Drive tak mengharuskan si pengemudi memiliki SIM internasional, kok. SIM A keluaran Indonesia juga laku kok! Tapi kalo kita tidak punya SIM A, ya lebih baik duduk manis aja di kursi penumpang. Ada beberapa paket yang bisa dipilih. Paket pertama yaitu Street Circuit Tour yang menawarkan sensasi berkendara selama 15 menit melewati rute lintasan F1, untuk pengendara harganya S$268 (setara Rp2,68 juta jika diasumsikan S$1 = Rp10.000) dan diskon 20% jika kita hanya sebagai penumpang.
Paket berikutnya Street to Freeway Tour dengan rute melewati lintasan FI dan setelah itu bebas memilih rute, lama berkendara 30 menit. Harga tiket untuk pengendara S$468 (setara Rp4,68 juta) dan diskon 20% jika hanya menjadi penumpang. Terakhir, paket Ultimate Tour yang menawarkan rute sama dengan paket Street to Freeway Tour, hanya bedanya lama berkendara 1 jam. Harganya S$788 (Rp7, 88 juta) untuk mengemudikan supercar dan diskon 20% jika hanya duduk manis di kursi penumpang.

Manager Ultimate Drive, Arthur Loo, mengatakan selain Singapura, hanya negara-negara di belahan Eropa yang menawarkan sensasi berkendara dengan supercar. Waktu saya tanya, apakah ada keinginan membuka cabang di Jakarta, pria tersebut tertawa. Dia bilang,”Jakarta? You must be kidding me! Jakarta sangat, sangat macet, bagaimana bisa menikmati ngebut dengan supercar bila kita diadang kemacetan seperti itu?”

Hehehe….iya siiih. Lalu, saya bilang,”But…you know what. Banyak hloh orang-orang kaya di Jakarta memiliki supercar seperti Ferrari atau Lamborghini.”

Mr Loo ketawa lagi. “Yah mungkin itu lebih ke prestise, untuk memuaskan ego mereka. Tapi kalo sensasi ngebut naik supercar, saya kira tak mungkin mereka rasakan setiap hari,” ujar Mr. Loo. Mengobrol dengannya betul-betul menyenangkan. Meski pun dia tak bisa berbahasa Indonesia plus bahasa Inggris saya juga pas-pasan, tapi dia meladeni obrolan saya dengan ramah. Pria ini betul-betul murah tawa, ramah, dan sangat modis menurut saya. Penampilannya mengingatkan saya kepada penampilan bos-bos mafia : pakaian rapi, sepatu disemir licin, rambut licin berfoam, bertindik berlian di kedua telinganya, polite tapi tak berlebihan, dan tindak-tanduknya sangat well organized. Ketawanya pun seperti sudah di-setting seperti itu. Yah, mungkin saya agak sedikit berlebihan di sini hihi…

Saya tanya lagi,”Enakan mana, naik Ferrari atau Lamborghini?”

“Tergantung. Kalo Lamborghini lebih maskulin, dengerin suara brom-bromnya lebih kenceng kan dibandingin suara knalpot Ferrari? Nah biasanya ini disukai cowok-cowok. Sementara, Ferrari lebih feminin, jadi lebih cocok untuk cewek,” kata Mr Loo sambil menambahkan sederet artis Indonesia pernah juga menjajal sensasi berkendara supercar di Ultimate Drive. Tapi waktu saya kejar siapa aja mereka, Mr Loo bilang tak hapal.

Yang jelas, bukan karena Ferrari lebih feminin waktu saya menjatuhkan pilihan ke Ferrari. Alasan sebenarnya sih karena saya suka warnanya : merah! Berhubung saya bukan pemilik SIM A, ya saya harus puas duduk manis di kursi penumpang. Setelah memasang seat belt, vrooom….vrooom…. melajulah mobil menyusuri jalanan Singapura. Bagaimana rasanya? Ruuaaar biasa. Melewati jalanan Singapura yang sepi, melihat Marina Bay Sands yang terlihat berkilauan di bawah matahari menjelang sore, sementara angin menampar-nampar muka saya betul-betul sensasi menyenangkan. Betul-betul seperti lari dari kenyataan : kenyataan bahwa saya hidup di Indonesia yang berkawan dengan kemacetan.

(Astrid Prihatini W.D, email: astridpwd@gmail.com)

Apakah tulisan ini membantu ?

Astrid Prihatini Wisnu Dewi

i love travelling sooo much!

View all posts

Add comment