Soloensis

Ternyata Begini Keadaan Sampah Di Pasar Kartasura

TERNYATA BEGINI KEADAAN SAMPAH DI PASAR KARTASURA SELAMA INI

      Sukoharjo – Berawal dari pengamatan saat berada di Pasar Kartasura, saya mulai penasaran kepada semua pedagang yang dengan santainya membuang sampah di samping jalan tempat mereka berkualan dengan terus menerus. Saya mulai berfikir dan bertanya-tanya mau dibawa kemana sampah yang bertumpuk-tumpuk seperti gunung itu? Kemudian saya menemui laki-laki tua yang kebetulan berada di sekitaran sampah yang menumpuk itu, dan ternyata beliau juga sering membersihkan dan menyapu sekitar tumpukan sampah itu, walaupun sebenarnya bukan Bapak itu sendiri yang bertugas mengangkut sampah-sampah tersebut. (14/11)

      Sampah yang tertumpuk di Pasar Kartasura sebanyak gunung jangan disalah artikan, karna ternyata terdapat petugas sendiri yang mengangkutnya setiap hari. Pasti banyak orang yang beranggapan bahwa pasar tradisional selalu banyak sampah, kotor, kumuh, bau, dan sampah yang akan dibiarkan berserakan begitu saja oleh pedagang-pedagang di Pasar, karna banyak anggapan bahwa itu adalah tanggung jawab dari pedagang yang membuang sampah itu sendiri.

       Akan tetapi berbeda dengan pasar Kartasura menurut Ibu Tini, pedagang yang berjualan di Pasar Kartasura sebelum pasar Kartasura dibangun seperti sekarang “sampah-sampah yang bertumpuk seperti gunung di Pasar Kartasura itu biasanya diangkut oleh petugas pada jam 2 siang. Walaupun dimusim hujan seperti ini, sampah akan tetap diangkut, tidak pernah ketinggalan satu haripun,” Ujarnya.

      Sesuatu yang biasanya dianggap remeh dan jarang diperhatikan masalah keberadaan sampah yang ada di Pasar akan dibawa kemana, ternyata semua itu sudah ada yang memperdulikan, memperhatikan dan ada yang mengurusnya sendiri, beda sekali dengan pasar yang ada di Desa saya yang sampah-sampah di Pasar merupakan tanggung jawab dari pedagangnya itu sendiri.

      Tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benak dan fikiran untuk memperdulikan sampah-sampah yang biasanya banyak berserakan di pasar-pasar lainnya. Padahal sampah yang bertumpuk di Pasar dan tidak ada yang mengurusnya itu akan mengganggu sekali bagi kesehatan tubuh manusia. Udara yang dibawakan oleh bau sampah dan dagangan-dagangan yang banyak bersanding dengan sampah-sampah di pasar juga akan sangat mengganggu kesehatan tubuh manusia.

       Maka tidak heran lagi kalau sekarang ini banyak warga masyarakat yang tidak membeli keperluan rumah tangganya di Pasar, melainkan mereka lebih suka beralih berbelanja ke mall-mall yang menurut mereka tempatnya sangat bersih, higenis dan nyaman. Walaupun sebenarnya harga barang-barang atau sembako di pasar tradisional dengan di mall-mall sangat jauh berbeda perbandingannya. 

       Menurut Bapak Siman yang sudak bekerja di pasar Kartasura sebagai tukang parkir selama 18 tahun “sampah yang ada di Pasar Kartasura diangkut pada jam 4 sore. Setiap hari pasti ada petugas dari negara dan kemudian di angkut ke Gunung Pare kemudian diangkut lagi ke Sukoharjo. Biasanya jam 4 sore sudah bersih pasarnya, sudah bebas dari sampah-sampah, akan tetapi pada jam 12 malam itu sampahnya pasti sudah akan menumpuk lagi karena banyak pedagang yang sudah menyiapkan dagangannya di jam tersebut”, ungkapnya.

      “Kalau sampah tidak dibuang akan bau banget, kalau sampahnya tidak diambil, kendaraan bermotor tidak akan bisa melintas lewat jalan itu karna dipenuhi dengan sampah yang menumpuk-numpuk. Kalau sampahnya tidak dibersihkan tempatnya akan becek dan sangat kotor. Dua hari saja sampah tidak diangkut baunya akan busuk, kotoran-kotoran ayam akan membusuk, nasi-nasi busuk, sayur-sayur busuk yang semuanya akan jadi satu dan akan sangat kotor ,bau busuk akan sangat menyengat sekali sehingga akan mengganggu kesehatan pembeli ataupun pedagang di Pasar Kartasura sendiri. Kalau petugas yang buang sampah setiap hari lalai atau lupa tidak membuang sampah tersebut, maka semua pedagang akan mengeluh karna bau busuk. Pasar Kartasura juga merupakan salah satu pasar yang selama ini belum pernah mengalami kebakaran. Bangunannya belum pernah direnovasi sama sekali dan bangunannya masih tetap utuh seperti pertama kali berdiri, tetapi untuk atapnya sudah mulai pada bocor saat hujan tiba”, imbuhnya.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Tatik Aminatul Wakhidah

    Mahasiswa IAIN Surakarta Jurusan KPI Broadcast B Fakultas Ushuludin dan Dakwah

    View all posts

    Add comment