Soloensis

DAMPAK TEKNOLOGI TERHADAP MASYARAKAT

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP MASYARAKAT

OLEH : WAHYU HIDAYAT

MAHASISWA ILMU KOMPUTER UIN SUMATERA UTARA

 

 

 

 

 

 

Masyarakat dan lingkungan sosial tidaklah bisa dipisahkan, sebagaimana kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dan yang lainnya. Dalam ilmu sosiolog dikemukakan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, manusia harus saling berkomunikasi dan berinteraksi langsung antar sesama.

 

Namun jika kita melihat fakta yang ada, kehidupan sosial masyarakat saat ini, sepertinya istilah makhluk sosial yang berunsurkan interaksi dan komunikasi langsung mesti ditelaah dan dikaji ulang. Zaman dan teknologi telah merubah pola dan sistem kehidupan sosial masyarakat modern. Teknologi yang mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan secara eksplisit memberi dampak yang sangat besar terhadap kehidupan sosial manusia masa kini.

 

Munculnya media sosial dan alat-alat komunikasi serba efektif dan efisien merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan lahirnya manusia-manusia individual dan egois. Orang cenderung melakukan hal- hal yang lebih fragmatis untuk berinteraksi sosial. Melakukan kontak sosial secara langsung diasumsikan sebagai sesuatu yang ribet, tidak memberi keuntungan, membuang waktu bahkan dikatakan ketinggalan zaman.

 

Selain karena kemajuan Teknologi yang menyajikan berbagai wahana untuk mempercepat komunikasi antar individu. Salah satu faktor yang menyebabkan berkurangnya masyarakat sosial adalah adanya mosi tidak percaya terhadap lingkungannya sendiri, bahkan dalam lingkup terdekat seperti keluarga, tetangga dan lingkungan kerja. Ini dikarenakan banyaknya terjadi tindakan kriminalitas yang umumnya terjadi justru karena orang-orang disekitar lingkungan tersebut sehingga orang cenderung memilih untuk melakukan segala sesuatunya sendiri atau melalui alat komunikasi untuk berinteraksi tanpa harus bertemu dan bertatap langsung.

 

Contoh kecil saja bisa kita dapatkan misal di kantor, semuanya punya kesibukan diluar pekerjaan mereka, yakni sibuk untuk bbm-an dan facebook-an. Di rumah semuanya sibuk facebook-an dan bbm-an atau lebih keren twitter-an, di bus orang-orang sibuk, lagi-lagi bbm-an, facebook-an dan twitter-an. Manusia sekarang cenderung tidak peka lagi dengan keadaan di sekitarnya.

 

Komunikasi dan interaksi sosial dalam sebuah keluarga, lingkungan baik di rumah maupun di kantor terkesan lebih egois dan individualis. Di rumah si ibu sibuk BBM-an dengan teman-temannya, si ayah sibuk twitter-an dengan kolega-koleganya, si anak sibuk Facebook-an dan game onlinenya, sehingga satu sama lain tidak ada komunikasi yang intens, tidak ada keterbukaan antara isteri dan suami, ayah/ibu dan anak, di bus tidak ada yang memperhatikan orang disampingnya, mereka sibuk menekan tombol Blackberry sambil tertawa lalu membalas pesan dari teman-temannya. Tidak lagi melihat apakah orang disampingnya cantik, tampan, jelek, teroris, orang sakit parah sekalipun, yang ada hanya mereka dengan media sosial itu.      

 

Seperti yang dikemukakan oleh Paus Brenedictus XVI pada Hari Komunikasi Sedunia yang ke-45, teknologi memungkinkan untuk saling bertemu di luar batas-batas ruang dan budaya mereka sendiri, dengan menciptakan sebuah dunia yang sama sekali baru dari persahabatan-persahabatan pontensial, tapi pentinglah untuk selalu mengingat kontak virtual tidak dapat dan tidak boleh mengganti kontak manusiawi langsung dengan orang orang di setiap tingkat kehidupan kita. Secanggih apa pun teknologi yang bisa menciptakan komunikasi dan interaksi yang serba praktis, kontak langsung tetap merupakan fundamental bagi manusia. Interaksi dan komunikasi secara langsung akan menciptakan ikatan emosional antar manusia dan jauh lebih berkualitas dibandingkan dengan komunikasi dan interaksi virtual yang tersaji hampir semua lini teknologi.

 

Berkomunikasi dan berinteraksi tanpa saling menatap atau bertemu memang sangat praktis dan efisien tapi perlu kita sadari bahwa manusia terlahir sebagai mahluk sosial yang harus berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang orang disekitarnya secara langsung untuk menciptakan kehidupan sosial yang sehat dan seimbang sehingga tidak terjadi suatu kehidupan sosial yang egois dan individualis

 

 

Perkembangan teknologi informasi, dengan media sosial sebagai salah satu produk yang mendorong keterbukaan informasi dan kebebasan berpendapat, telah membawa pengaruh besar bagi dinamika kehidupan masyarakat masa kini. Akan tetapi, perkembangan ini juga diikuti dengan dampak negatif yang perlu menjadi perhatian dan mendorong perlunya regulasi yang dapat mengontrol para pengguna. Hal itu terungkap dalam konferensi internasional yang digelar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran bertema “Media Baru dan Peradaban Manusia”, di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, 28 September 2011.

 

Prof Jan van Dijk, dari Universitas Twente, Belanda, dalam makalah berjudul “Network Properties and Democracy”, mengatakan, sekalipun dapat mempromosikan demokrasi, tetapi internet bukanlah sebuah hal yang demokratis.

 

“Tergantung pada penggunanya,” kata Jan van Dijk.

 

Profesor dari Universitas Malaya, Hasmah binti Zanuddin mengungkapkan, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, penggunaan internet memberikan dampak negatof bagi remaja dan kaum miskin. Dampak itu, katanya, berupa perilaku seksual dan kehamilan di usia remaja. Menurutnya itu terjadi akibat kebebasan anak di bawah umur, untuk mencari apa pun hanya dengan duduk di rumahnya dan mengakses informasi melalui internet, termasuk informasi eksplisit mengenai pornografi.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Wahyu Hidayat

    NIM: 0701193141

    View all posts

    Add comment