Soloensis

Pasar Rakyat Bagian Dari Sekaten

Pasar Rakyat Bagian dari Sekatenan

Ada beberapa pendapat mengenai Sekaten, salah satunya yaitu sekaten berasal dari nama “sekaten” adalah adaptasi dari istilah bahasa Arab, syahadatain, yang berarti “persaksian (syahadat) yang dua”, kata syahadatain yang maksudnya dua kalimat syahadat yang diucapkan ketika seseorang hendak memeluk agama Islam. Pendapat ini didasari bahwa pada jaman dahulu upacara sekaten diselenggarakan untuk menyebarkan agama Islam.

Sekaten adalah rangkaian kegiatan tahunan yang sejak lama sudah ada diadakan oleh keraton Solo dan Yogyakarta. Tradisi yang digelar sejak abad 15 ini bertujuan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekaten juga merupakan tradisi yang selalu ditunggu oleh masyarakat Solo dan Jogja menjelang penutupan akhir.

Prosesi adat ini diawali dengan keluarnya dua gamelan milik Keraton Surakarta yang dibawa dari Keraton Surakarta Hadiningrat ke masjid Agung. Dua gamelan itu ialah gamelan Kyai Guntur Madu dan gamelan Kyai Guntur Sari. Gamelan Kyai Guntur Madu akan dimainkan terlebih dahulu kemudian baru gamelan Kyai Guntur Sari. Gamelan ini ditabuh pagi, siang, malam hanya beristirahat ketika waktu shalat. Gamelan dimulai ditabuh pada 13 November 2018 hingga satu minggu depan. Gamelan di tabuh di Bangsal Padonggo (sisi Utara dan Selatan, halaman masjid Agung). Saat gamelan dimainkan warga akan melakukan tradisi nginang yaitu mengunyah daun sirih, injet, garobin, tembakau, dan bunga kantil.

Pasar rakyat merupakan bagian dari Sekaten para penjual aneka macam barang, semisal pakaian, hingga mainan anak dan jajanan desa. Aneka barang tradisonal khas Sekaten bisa ditemukan di halaman Masjid Agung dan sepanjang jalan Alun-Alun Utara. Pasar tersebut terdiri dari ratusan masyarakat yang berjualan di sekitar Keraton Solo, alun-alun hingga di dalam Masjid Agung Solo. Bagi yang suka pasar malam, adapun wahana permainan serta jajanan pasar malam seperti bianglala, komedi putar bom bom car, arum manis, kapal othok-othok, mainan gerabah, celengan macan dan masih banyak lagi. Pemandangan ini sudah menjadi hal biasa pada saat Sekaten. Gebyar Pasar Rakyat dimulai pada 9 November-9 Desember 2018.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Siti Robiah Adawiyah

    Saya adalah salah satu mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Surakarta, prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2017.

    View all posts

    Add comment