Soloensis

Gafatar, Korban, dan Pengaruh

Silakan Anda mencermati Koran Solopos edisi Rabu Pahing, 13 Januari 2016. Silakan cermati halaman 1. Berita headline halaman 1 Solopos edisi itu berjudul “Korban Gafatar Meluas”.
Mungkin secara sosiologis atau kelumrahan logika masyarakat umum mampu menangkap pesan di balik kalimat judul berita berunsur tiga kata itu: korban, gafatar, dan meluas. Mungkin kelumrahan logika masyarakat umum menangkap makna kalimat pendek itu sebagai “aktivitas Gafatar kian meluas dan korban kian banyak”.
Apakah kalimat judul yang singkat itu pas dengan logika berbahasa? Mari kita cermati. Kata “korban” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat bermakna pemberian untuk menyatakan kebaktian, kesetiaan, dan sebagainya; kurban; orang, binatang, dan sebagainya yang menjadi menderita (mati dan sebagainya) akibat suatu kejadian, perbuatan jahat, dan sebagainya.
Kata “meluas” berasal dari kata dasar “luas”. “Luas” bermakna lapang, lebar; umum (tentang masyarakat dan sebagainya); merata (terjangkau oleh orang banyak); ukuran panjang-lebarnya bidang (lapangan, ruangan, dan sebagainya); banyak dan beragam; dapat melihat bebas dan lepas; banglas (tentang pemandangan); besar atau banyak (tentang usaha, pekerjaan, dan sebagainya).
“Meluas” bermakna bertambah luas (banyak dan sebagainya); merata. “Gafatar” adalah Gerakan Fajar Nusantara, kelompok sempalan yang bermula dari Al Qiyadah Al Islamiyyah yang kemudian beralih nama setelah pemimpinnya, Ahmad Muzadeq, ditangkap dan dipenjara karena menghina Islam.
Dalam berita headline Solopos itu ada penjelasan siapa saja “korban” Gafatar. Ada mahasiswi, ada dokter, ada lainnya. Kalimat judul di atas berdasar pengertian makna kata yang diuraikan di atas sudah memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik. “Korban Gafatar Meluas” bermakna korban aktivitas Gafatar bertambah banyak.
Persoalannya, banyak orang yang memahami “luas” dan “meluas” itu hanya sebatas persoalan ukuran panjang-lebarnya. Jika pemahamanannya sebatas demikian, makna kalimat judul di atas bisa jadi “mahasiswi UNS yang pergi dari rumah karena ikut Gafatar itu (dan korban Gafatar lainnya) kini ukuran “panjang-lebarnya” bertambah, jadi “meluas”.

Apakah tulisan ini membantu ?

ichwan prasetyo

Jurnalis, suka membaca, suka mengoleksi buku, sedih bila buku dipinjam (apalagi kalau tak dikembalikan), tak suka kemunafikan.

View all posts

Add comment