Soloensis

Mesin Pencari dan Donasi Sosial (Geev.com)

Beberapa waktu lalu saya mengajukan pertanyaan mengenai Geev.com pada 10 orang yang terdiri dari pegawai, mahasiswa, pelajar dan karyawan. Dua dari 10 orang tersebut mengaku bahwa mereka mengenal Geev.com. Namun, setelah saya perdalam pertanyaan saya mengenai Geev.com, apakah itu Geev.com dan sebagainya mereka kurang paham dan mengerti apa sebenarnya Geev.com dan fungsinya. 

Apakah besar jumlah pengguna Geev.com dapat bersaing dengan jumlah pengguna Internet biasa sekarang? Sedangkan jumlah pengguna Internet di Indonesia dari 143 juta masyarakat Indonesia yang sudah terkoneksi internet, ada sekitar 62,5 juta masyarakat kelas menengah ke bawah yang menggunakan internet. Sedangkan masyarakat kelas atas sebesar 2,8 juta jiwa. Mayoritas masyarakat tentu lebih memilih untuk menggunakan search engine yang terkemuka dan jelas banyak penggunanya karena sudah teruji kebenarannya. Indonesia sendiri memang memiliki potensi dibidang siber yang sangat luar biasa dan tak terduga, seperti Geev.com salah satu buktinya.

Azka A Silmi, pendiri dan CEO perusahaan mesin pencari Geevv.com. Mesin pencari (search engine) Geevv.com buatan mahasiswi asal Indonesia, Azka A Silmi, berbeda dari aplikasi sejenis yang sudah membanjiri internet. Aplikasi buatannya dan tim tersebut lebih ditujukan bagi kegiatan sosial. Kegiatan sosial yang dimaksud termasuk model bisnis yang dipraktikkan, di mana 80 persen pendapatan iklan didonasikan untuk program sosial, dan target pengguna yang spesifik.

Geevv adalah sebuah startup yang didirikan oleh mahasiswi Universitas Indonesia bernama Azka A. Silmi dan rekannya, Andika Deni Prasetya. Mulai beroperasi sejak tanggal 26 September 2016, Geevv menghadirkan layanan yang benar-benar mirip dengan sebuah mesin pencari. Kamu bisa memasukkan berbagai kata kunci (keyword) dan menemukan hasil pencarian yang terkait dengan kata kunci tersebut.

Serupa dengan mesin pencari lain, Geevv juga melakukan monetisasi lewat iklan. Kamu bisa memberikan sejumlah uang kepada Geevv untuk menampilkan tautan tertentu, yang nantinya bisa dilihat oleh para pengguna yang melakukan pencarian di platform mereka.

Yang membedakan Geevv dengan mesin pencari lain adalah konsep sosial yang mereka usung. Sebanyak delapan puluh persen dari keuntungan yang mereka dapat akan diberikan kepada beberapa mitra program sosial yang dapat dipercaya. Itulah mengapa mereka menyebut diri sebagai social search engine. (Sumber: tekno.kompas.com)

Azka mengatakan bahwa Geevv memang ditujukan untuk bermain di pasar khusus. 

Konsep social search engine yang dimaksudkannya itu, pada masa awal ini berjalan dengan mekanisme, setiap kata yang diketikkan pengguna di kolom pencarian secara otomatis dikonversi menjadi sumbangan senilai Rp 10. Besaran Rp 10 itu ditentukan dari nilai pembagian antara potensi jumlah iklan dan potensi jumlah pengguna, dikurangi proyeksi biaya operasional.

Asal uang yang didonasikan dengan besaran yang dihitung dari jumlah pencarian oleh pengguna, pada masa awal ini untuk sementawa waktu berasal dari investasi modal. Mekanisme tersebut setidaknya bakal dipraktikkan selama sekitar tiga bulan sejak versi beta Geevv diluncurkan 26 September 2016 lalu.

Inilah masa yang dipergunakan untuk melihat respons publik dan umpan balik yang dibutuhkan

Pertanyaannya, apakah Geevv benar-benar bisa menggantikan peran Google dan mesin pencari sejenisnya sebagai mesin pencari favorit masyarakat Indonesia?

Geevv sebenarnya merupakan sebuah layanan yang membeli Application Programming Interface (API) dari mesin pencari buatan Microsoft, yaitu Bing. Karena itu, apabila kamu melakukan pencarian di Bing dan Geevv, hasilnya akan sama. Dan jelas, Bing bukanlah mesin pencari karya anak bangsa.

Hal ini diakui sendiri oleh sang founder, Azka. “Membangun indeks dan mesin pencari sendiri tidak mudah dan murah. Setelah menimbang-nimbang, sembari kami menyiapkan “spider” sendiri, pilihan yang murah adalah dengan membeli API dari Bing,” ujar Azka.

Konsep memadukan fungsi pencarian dan fitur donasi yang dibuat Geevv pun sebenarnya telah dilakukan oleh sebuah startup asal Jerman yang bernama Ecosia. Serupa dengan Geevv, hasil pencarian di Ecosia juga berasal dari mesin pencari Bing.

Meski begitu, Ecosia saat ini telah bekerja sama dengan Bing dalam hal pemasangan iklan. Oleh karena itu, semua iklan yang mereka pasang berasal dari agen iklan Bing, dan mereka pun mendapatkan sebagian keuntungan dari hasil pemasangan iklan tersebut.

Hal inilah yang belum dilakukan oleh Geevv, setidaknya untuk saat ini. (Sumber:Tribunnews.com)

Startup semacam ini jika kita pikirkan secara kritis benar-benar bisa membantu negara Indonesia menjadi negara yang maju. Bahkan Indonesia juga memiliki berbagai aplikasi yang juga sangat maju seperti Go-jek contohnya. Jika aplikasi karya anak bangsa sendiri digunakan oleh mayoritas masyarakat Indonesia dan diiringi bentuk donasi seperti Geev.com ini disalurkan ke pengembangan negara dsb. Maka angka masyarakat miskin dinegara Indonesia ini bisa kita turunkan, rumah sakit dan pendidikan pun bisa digratiskan. Namun, seiring berjalannya waktu persaingan pasar bisnis juga semakin ketat, hanya soal inovasi dan kreativitas pemikiran yang luas jika ingin mempertahankan serta membuat search engine semacam ini.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Desi Krisnawati

    Put Allah first, and you will never be last.

    View all posts

    Add comment