Soloensis

Mahasiswa Milenial di Era Cyber Media

Dewasa ini manusia sangat dimudahkan dalam aktivitas sehari-harinya, bukan hanya aktivitas yang ringan,  melainkan hal-hal yang sering mempersulit manusia pun sekarang bisa jadi mudah. Seperti transaksi jual beli yang sekarang dimudahkan dengan munculnya berbagai e-commerce yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.  

Contoh lain yang kerap menjadi bahan perbincangan diantara dosen dan mahasiswa adalah perihal menjamurnya kuliah online yang sekarang terjadi di Amerika. Warga amerika lebih memilih kuliah online, karena mereka merasa lebih murah dan fleksibel. Suatu hal yang bila membayangkannya saja sudah tidak logis namun nyatanya banyak yang meminati hal tersebut.  

Walaupun demikian, tak jarang ada yang berbeda argumen dan mereka mengatakan bahwa menurut mereka kuliah online itu bukan hal yang tepat untuk meningkatkan suatu sistem pendidikan, melainkan hanya membuat semua sistem tak beraturan dan menjadi abstrak karena tidak berwujud. Mengetahui kasus yang demikian, saya jadi teringat peristiwa ketika saya harus dihadapkan dengan dosen yang jarang masuk ke kelas dikarenakan sibuk dengan aktivitas lain selain mengajar. Karena beliau jarang masuk dan meninggalkan tanggung jawabnya sebagai dosen kami, akhirnya beliau memutuskan untuk menggelar kuliah online selama perkuliahan satu semester. 

Ada banyak dinamika yang muncul selama satu semester tersebut, memang ada positifnya dengan diadakanya kuliah online itu, kita bisa melakukan kuliah online sembari beraktivitas dan tidak perlu ke kampus. Namun hal ini tetap saja membuat kita kurang puas begitu saja. Mau tidak mau kita harus belajar mandiri dan mendalaminya sendiri. Walaupun memang tetap ada sesi tanya jawab,  hanya saja kita merasa tidak memperoleh jawaban yang pas dengan pertanyaan kita sendiri. 

Saya pribadi merasa kurang puas dengan sistem kuliah online tersebut, menurut saya bukan memudahkan tapi malah sebaliknya. Saya lebih memikirkan, kenapa dosen saya lebih memilih melakukan kuliah online,  padahal kuliah nyata saja banyak yang tidak masuk dan titip absen,  apalagi kuliah online.  Bisa dibayangkan jika kita menghitung prosentase mahasiswa yang faham dan tidak faham perkuliah pasti tidak seimbang.  

Suatu sistem pemikiran yang sangat tidak masuk akal menurut saya. Agaknya memang harus begitu, jika tidak mau ketinggalan dengan cepatnya arus perkembangan media,  dan seberapa kuasa media dalam lingkup hidup keseharian kita. (Galuh Sekar K) 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Galuh Sekar Kinanthi

    Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Surakarta Konsentrasi Jurnalistik 2016

    View all posts

    Add comment