Soloensis

Kuasa Instagram

Media sosial adalah sebuah perantara informasi yang menjadi trend di generasi zaman sekarang. Salah satu contoh media sosial adalah instagram. Kita perlu hiburan, instagram menyediakan. Kita butuh tausiah, instagram menyediakan. Kita butuh puisi-puisi cinta untuk si Dia, instagram juga menyediakan. Semua ada di instagram. Instagram bagaikan tuhan yang selalu bisa menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi.

Media sosial yang menyatu dalam kehidupan seperti ini dapat membuat kita sebagai pengguna mengubah cara berperilaku dan pola pikir hidup kita. Di dalam aplikasi Instagram kita dapat melihat banyak sekali konten yang ditunjukan, seperti musik, vlog, video, atau kita juga menemukan konten promosi seperti penjual online shop. Selama saya menjadi pengguna Instagram, saya selalu saja melihat postingan akun yang sedang mempromosikan sesuatu yang trendy. Terkadang promosi tersebut berlebihan, sehingga membuat kita sebagai pengguna menjadi terganggu. Tak hanya akun-akun promosi saja yang mengganggu, tapi akun-akun selebriti instagram (selebgram) yang mengunggah konten-konten vulgar juga cukup mengganggu. Akun-akun promosi berlebihan dan akun-akun selebgram vulgar tersebut memang mengganggu, namun kita bisa menyingkirkan mereka dari beranda media sosial kita dengan cara berhenti mengikuti (unfollow). Namun konten-kontern tersebut masih bisa bersemayam di timeline.

Sebenarnya bisa saja akun-akun tersebut mengunggah konten-konten yang memiliki manfaat dan mengandung informasi penting. Tetapi masing-masing akun memiliki keperluannya masing-masing, ada yang ingin mempromosikan bisnisnya, ada pula yng ingin menaikkan popularitasnya. Kita sebagai pengonsumsi konten tidak memiliki kuasa untuk protes mengenai itu. Kita dapat melihat bahwa kuasa Instagram yang diwakili oleh content creator lebih besar dari pada kuasa kita sebagai pengguna yang mengonsumsi konten-konten tersebut. Sebagai pengguna yang baik, maka bila tidak menyukai konten yang seperti itu, menurut saya sebaiknya kita tidak membiarkan begitu saja. Seharusnya kita memberikan peringatan kepada sang pembuat konten agar tidak mengunggah konten-konten pengganggu tersebut. Kita beri tahu bahwa konten-konten yang mereka unggah dapat mengubah cara berperilaku dan pola berpikir otak kita bisa jadi sering berubah dan tidak fokus. Namun peringatan seperti itu hanya bisa dilakukan oleh pihak instagram atau orang-orang yang dia kenal saja, kita sebagai bukan siapa-siapanya tetap tidak memiliki kuasa untuk merubah konten-konten mereka. Jangankan mereka merubah diri, peringatan kita saja tidak dibaca.

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    natasya nur islami maharani

    mahasiswi iain jurusan komunikasi dan penyiaran islam dan mengambil konsentrasi brodcasting

    View all posts

    Add comment