Soloensis

Perkembangan Media Sosial di Jaman Globalisasi Ini

Semakin majunya teknologi sekarang ini, tentu menjadi faktor yang penting dalam mendukung globalisasi. Globalisasi cenderung sering dibahas dampaknya dalam bidang politik dan ekonomi, padahal dalam bidang budaya dampaknya pun cukup besar karena pertukaran informasi yang begitu cepat. Salah satu yang mendukung munculnya globalisasi tentu adalah perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat khususnya internet. Internet yang mulai berkembang tahu 2000-an dan mulai menjadi kebutuhan bagi sebagian masyarakat mulai dimanfaatkan untuk bermacam hal disamping mengakses halaman web sebagai sumber informasi. Seiring berkembangnya internet muncullah apa yang dinamakan media sosial berbasis internet sebagai contoh Facebook pada era sekarang.Facebook adalah situs jejaring sosial yang sedang populer saat ini. Didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama temannya sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Facebook dan jarang dimiliki oleh situs jejaring sosial lain adalah beragamnya aplikasi yang dapat memanjakan pengguna, baik yang dikembangkan oleh pihak internal maupun eksternal Facebook.Media sosial memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Penggunaan media sosial di Indonesia semakin meningkat dari hari ke hari. Saat ini ada sekitar 73,7 juta orang Indonesia yang aktif di media sosial baik di Facebook, WhatsApp dan Twitter. Pengaruh cuitan di media sosial dapat menyebar secara cepat. Setiap akun dapat menjadi sumber berita, setiap akun juga bisa menjadi sumber fitnah ataupun penerus fitnah.

Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, begitu pula sebaliknya.

Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti televisi, radio atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Para pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan jaringan internet tanpa biaya yang besar dan dapat dilakukan sendiri dengan mudah.

Media sosial di internet sebetulnya sudah muncul sejak tahun 1978 melalui computerized bulletin board system yang ditemukan oleh Ward Christensen and Randy Suess sebelum website mengudara menjadi hal yang bebas diakses publik. Computerized bulletin board system merupakan cikal bakal media sosial dan merupakan sistem yang digunakan untuk perencanaan dan pemberitahuan meeting baik untuk keperluan bisnis ataupun sekadar betemu teman.

Program tersebut yang menjadi cikal bakal media sosial masih belum berbasis web seperti yang ditemukan sekarang. Setelah web (world wide web) mulai dapat diakses oleh publik mulai tahun 1993 dengan munculnya browser Mosaic dan Geocities yang memungkinkan semua orang dapat membuat dan mempublish informasi melalui website.

Perkembangan media sosial berbasis internet mengalami perkembangan yang pesat pada tahun 2002, dimana pada masa itu Friendster pertama kali diluncurkan dan dalam jangka waktu 3 bulan pengguna dari Friendster mencapai 3 juta pengguna. Hal tersebut menunjukkan bahwa selain batas negara yang semakin tidak tampak sebagai halangan juga batas-batas informasi yang bersifat personal menjadi suatu hal yang perlu atau bukan menjadi suatu hal yang salah untuk dibagikan kepada orang lain. Adanya media sosial menjadi suatu kebutuhan bagi kaum muda untuk berinteraksi dengan orang lain.

 Dalam perspektif struktur hubungan komunikasi, pada umumnya jejaring sosial online menyediakan dua tipe sistem koneksi sosial, yakni bi-directional dan unidirectional. Bi-directional adalah sistem koneksi sosial yang memerlukan konfirmasi antar akun yang akan saling berhubungan sebagai “kawan” atau “pengikut”. Dimana kedua akun yang saling berhubungan dapat mengakses informasi profil satu sama lainnya dan saling berkomunikasi. Hal tersebut menjadi ciri dari media sosial berbasis web yang kerap digunakan oleh sebagian besar masyarakat.Fenomena kebutuhan akan media sosial yang menjadi trend sama halnya dengan trend musik yang berganti di Indonesia dalam artian ketika ada media sosial yang baru dan menjadi mainstream maka meninggalkannya pun semudah meninggalkan musik yang sudah bosan didengar. Hal ini terlihat ketika mulai muncul Facebook. Kebutuhan akan media sosial memang tidak berkurang namun yang terjadi pada sekitar tahun 2006–2008, 2-4 tahun setelah munculnya Facebook sebagai media sosial baru adalah masa peralihan jika dilihat secara sepintas.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    muhammad vieri

    seorang mahasiswa biasa yang ingin menjadi tidak biasa

    View all posts

    Add comment