Soloensis

Inilah Madrasahnya Orang Singapura

Beberapa waktu yang lalu, beberapa murid dan guru SMP Islam Al Azhar 21 Solo Baru mendapat kesempatan berkunjung ke Singapura. Kegiatan yang bertajuk Student Visit to Singapore 2015 ini diikuti oleh beberapa murid kelas 7 dan 8. Beberapa tempat menjadi tujuan yang kami kunjungi. Salah satu tempat yang menarik perhatian saya adalah Madrasah Al Juneid Singapura.

Madrasah Al Juneid merupakan salah satu sekolah Islam tertua di Singapura. Usia sekolah ini sudah menyentuh angka 88 tahun. Sudah banyak alumni sukses yang dihasilkan terutama dalam bidang agama Islam. Beberapa mufti (pemimpin agama Islam) di Singapura, Malaysia, dan Brunei Darusalam adalah lulusan Al Juneid. Hal ini tentu tidak mengherankan karena muatan pelajaran agama di sekolah ini sangat banyak, bahkan beberapa pembelajaran disampaikan dalam Bahasa Arab selain Bahasa Inggris dan Bahasa Melayu.

Desain kelas juga dirancang begitu nyaman untuk berdiskusi sehingga penyampaian pelajaran dari guru tidak terasa membosankan. Furnitur meja dan kursi dipilih dari bahan yang ringan agar mudah digeser ke pinggir bila guru mengadakan diskusi atau aktivitas fisik di kelas. Tak ada satu pun AC di ruang kelas. Hanya beberapa kipas angin yang berfungsi menyegarkan udara ada di dalam kelas. Begitu sederhana…

Kedisiplinan, kebersihan, dan keteraturan merupakan hal paling nyata yang terlihat begitu kami memasuki gedung sekolah berlantai lima yang terletak di Victoria Street ini. Untuk membersihkan seluruh area sekolah, pihak madrasah mempekerjakan tidak lebih dari lima tenaga kebersihan. Begitu hemat dan efisien, kan?

Kegiatan pagi hari diawali pada pukul 07.30 dengan ikrar dan tilawah pagi. Jumlah murid sebanyak 500 orang tidak sampai membuat guru kesulitan mendisiplinkan mereka. Semua berjalan dengan tertib. Murid senior yang bertugas menyiapkan dan bertanggung jawab pada kesuksesan jalannya ikrar pagi. Pidato dalam Bahasa Arab dan tilawah Al Quran menjadi hal rutin yang ditampilkan oleh murid tiap pagi. Yang paling menarik adalah ikrar pagi berisi pula dengan kalimat yang menunjukkan kebanggaan dan kecintaan mereka sebagai warga negara Singapura.

Sebagai sebuah sekolah Islam, Madrasah Al Juneid membatasi interaksi antar murid berbeda jenia kelamin secara bebas. Kelas diatur secara terpisah untuk murid putra dan putri. Tangga untuk murid putra dan putri pun dibuat berbeda.

Penghormatan terhadap guru menjadi nilai tambah bagi civitas akademika di Al Juneid. Setiap kali guru masuk ke dalam kelas, murid berdiri untuk menyambut. Ketua kelas bertugas untuk membukakan pintu bagi guru yang hendak mengajar di kelas tersebut. Lift yang ada di sekolah pun hanya diperuntukkan bagi guru. Bukan sebagai wujud egoisme, namun inilah bentuk penghormatan terhadap guru.

Wujud kedisiplinan lain tampak jelas di waktu istirahat. Budaya antri saat membeli makanan begitu mendarah daging di kalangan murid Madrasah Al Juneid. Tak ada murid yang berupaya berebut giliran walau rasa lapar mendera mereka. Acara menikmati makanan dilakukan dengan santun tanpa ada canda tawa berlebihan. Setelah selesai makan, semua piranti makan mereka kembalikan di ember yang telah disediakan di depan kantin. Hal-hal kecil seperti ini membuat suasana kantin yang bersih tanpa seekor pun lalat ini semakin menyenangkan.

Budaya sekolah di madrasah ini juga mengagumkan. Semua murid menggunakan seragam yang sederhana namun tampak berkarisma. Murid putra memakai seragam dan dasi yang hampir sama dengan murid SMP di Indonesia, sedangkan murid putri menggunakan gamis warna biru tua dan jilbab lebar berwarna putih. Pita yang dijahitkan di jilbab menunjukkan identitas murid. Pita satu menunjukkan murid duduk di kelas satu, pita dua menunjukkan murid duduk di kelas dua, dan pita tiga menunjukkan murid duduk di kelas tiga. Sepatu yang dikenakan pun sederhana dan polos. Warna hitam dan warna putih adalah warna sepatu yang diijinkan bagi seluruh murid di sana.

Impresi yang mengagumkan lainnya adalah saat Sholat Dhuhur berjamaah dilaksanakan. Lagi-lagi kehadiran guru sebagai pengawas jalannya ibadah sangat minim, namun hal itu tidak menjadikan murid bersikap seenaknya sendiri. Murid senior bertindak sebagai imam bagi teman dan adik kelasnya. Semua murid mengikuti ibadah dengan tertib, mulai dari wudhu hingga dzikir setelah sholat.

Dengan kualitas yang demikian tidak mengherankan bila murid Madrasah Al Juneid Singapura mampu meraih prestasi hingga ke level internasional. Beberapa kali murid sekolah ini memenangkan lomba debat baik debat berbahasa Arab maupun debat berbahasa Inggris. Lulusan madrasah ini pun banyak yang melanjutkan studi ke berbagai universitas ternama di dunia, baik universitas umum ataupun universitas berbasis agama Islam seperti Al Azhar Kairo, Mesir.

Rasa-rasanya tak habis mengagumi madrasah ini. Semoga segala kebaikan yang kami dapat di sana dapat pula kami terapkan di Indonesia.

sumber: www.kompasiana.com/evysofia

Apakah tulisan ini membantu ?

Evy Sofia

Seorang anak bangsa yang ingin selalu belajar, berkarya, berbagi...

www.evysofiasangpembelajar.blogspot.com;
www.kompasiana.com/evysofia

View all posts

3 comments