Soloensis

De Tcojomadoe, Pabrik gula yang kini jadi tempat wisata

De Tjolomadu, Pabrik Gula Kini Menjadi Objek Wisata

Colomadu adalah sebuah kecamatan di kabupaten Karanganyar. Di kecamatan ini terdapat salah satu peninggalan kjayaan Mangkunegaran IV pada abad ke-19 berupa pabrik gula yang bernama Pabrik Gula Colomadu. Sejarah singkat Pabrik Gula Colomadu adalah pada tahun 1861 Mangkunegaran IV membangun pabrik gula yang diberi nama Colomadu yang artinya gunung madu yang mempunyai makna suatu harapan dengan kehadiran industri gula menjadi simpanan kekayaan Praja Mangkunegaran, berbentuk gula pasir yang jumlahnya banyak hingga menyerupai gunung. Produksi gula Colomadu dipasarkan kewilayah lokal, Singapura, dan Banda neira. Pendapatan dari penjualan dari penjualan gula tersebut digunakan untuk membayar gaji pegawai, bangsawan, dan tanah lungguh milik keluarga Mangkunegaran. Pabrik Gula merupakan lambang kemajuan perekonomian Praja Mangkunegaran.
Dengan hasil gula yang semakin melimpah, Mangkunegaran IV berencana kembali membangun pabrik gula sebagai penguat bisnis. Pada tahun 1871, berdirilah pabrik Tasikmadu yang berada didaerah Tasikmadu Karanganyar . Dengan demikian, ada dua pabrik gula yang menompang perekonomian Praja Mangkunegaran. Pada perjalannya, Colomadu bisa mengembangkan produktivitas seperti sebelumnya. Pada tahun 1998 perjalanan pabrik gula Colomadu berhenti. Kini produksinya di limpahkan ke pabrik gula Tasikmadu yang masih beroperasional hingga sekarang. Sudah 20 tahun pabrik ini tidak digunakan karena biaya produksi tinggi dan peralatan yang sudah tua. Dengan pabrik gula ini Indonesia mampu mengekspor gula ke luar negeri.
Setelah itu sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersinergi untuk mengembangkan menjadi tempat wisata. Sebagai upaya pengembangan pabrik gula itu PT PP (persero) Tbk, PT PP Properti Tbk, PT Taman Wisata Candi Prambanan, dan Batu Boko (persero), serta PT Jasa Marga Properti bekerjasama membentuk PT Sinergi Colomadu. Sejumlah BUMN ini mulai merevitalisasi pabrik gula. Bangunan yang menjadi cagar budaya dipertahankan dan semua sisi bangunan di cat baru dengan warna klasik terlihat seperti aslinya. Pabrik Gula Colomadu kini namanya De Tjolomadu. Pengunjung yang datang dapat melihat mesin raksasa bekas pabrik gula, pemandangan ini tentu sangat langka karena jarang sekali ditemukan berbagai mesin gula jaman dahulu. Oleh karena itu, bagi yang suka fotografi bisa memanfaatkan momen tersebut untuk mengambil gambar atau selfie karena banyak spot Bagus untuk objek foto.
Namun, ditempat ini juga bisa digunakan untuk bersantai setelah lelah berjalan-jalan. De Tjolomadoe juga bisa digunakan sebagi pusat kebudayaan, ruang pertemuan, dan pameran serta area pusat seni budaya dan cagar budaya bagi masyarakat luas.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Siti Robiah Adawiyah

    Saya adalah salah satu mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Surakarta, prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2017.

    View all posts

    Add comment

    Topic