Soloensis

Menyelami Samudra Ilmu di Bumi Allah

Jadilah musafir di bumi Allah. Carilah ilmu di tanah mana pun kita berada. Kutipan kalimat tersebut sangat dahsyat bagi saya. Menuntut ilmu memang tak selayaknya dibatasi dengan letak geografis. Ditambah lagi era tanpa batas (borderless) ini memungkinkan manusia untuk melaksanakan kewajiban thalabul ilmi dengan lebih mudah.

Dasar pemikiran tersebut yang kemudian diperkuat dengan hadits tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina membuat saya sangat berhasrat memperkenalkan pendidikan di berbagai negara kepada murid saya. Saya berpikir sudah saatnya membuka wawasan mereka dengan pendidikan di berbagai negara. Bukan tidak mungkin -bahkan ini adalah salah satu doa yang selalu saya panjatkan- mereka kelak mampu melanjutkan pendidikannya di negara lain.

Untuk memulainya saya pun banyak membaca tentang pendidikan di luar negeri. Berbagai referensi tentang hal ini mulai buku, internet, status facebook teman mulai saya lahap dengan rakus. Saya mulai mencari sisi positif dan menarik yang bisa mereka dapatkan jika melanjutkan pendidikan di negara lain. Saya pun mulai banyak membaca tentang keunikan sistem pendidikan di tiap negara.

Ketika saya sudah merasa cukup dengan referensi tersebut, mulailah isu pendidikan di luar negeri saya lemparkan ke kelas. Seperti yang sudah saya duga, respon mereka sangatlah membuat hati saya optimis.

Saya pun berpikir alangkah sayangnya jika saya hanya memberikan info satu arah. Biarlah mereka yang mengeksplorasi sendiri dan saya tinggal melengkapi hasil presentasi mereka. Bila ada informasi yang melenceng atau ada hal yang perlu saya luruskan barulah saya memberikan informasi tambahan. Dengan demikian tak hanya mengajar, saya pun bisa belajar banyak dari mereka. Siapa tahu ada informasi menarik yang bisa saya dapatkan.

Benar saja saat presentasi hampir tak ada kelompok yang mempersiapkan diri ala kadarnya. Slide presentasi mereka saya nilai cukup lumayan untuk ukuran anak SMP. Tak kalahlah dengan slide presentasi mahasiswa S1 awal, hehehe… Beberapa kelompok bahkan berhasil menyajikan gambar-gambar yang menawan. Picture paints a thousand words. Gambar terkadang lebih cantik menggambarkan suatu fenomena, kan?

Tak hanya gambar nan mempesona, hari ini saya mendapati salah satu kelompok mempresentasikan pendidikan di Austria dengan amat cantiknya. Video tentang keindahan kota Vienna membuat saya tersihir. Indah sekali tata kota di negara tempat lahirnya Sigmund Freud ini. Kota Vienna yang terkenal dengan tradisi akademik tertua di dunia dan gudangnya para musisi klasik tersohor ini sejak lama memang diakui sebagai kota yang indeks kepuasan hidup warganya tergolong tinggi.

Ternyata tak cuma saya yang terkagum-kagum, banyak murid lain di kelas juga tertarik melihat indahnya perpustakaan tua yang menyimpan lebih dari 200 ribu koleksi buku dan manuskrip kuno namun tetap tertata dengan rapi. Agungnya bangunan universitas-universitas yang telah menghasilkan banyak peraih hadiah Nobel juga ditayangkan dan sukses membuat beberapa murid tak henti berdecak kagum.

Yang bermanfaat dari presentasi tentang pendidikan di luar negeri adalah para presenter mencantumkan link tentang beasiswa yang bisa diakses bagi mereka yang kelak berminat melanjutkan pendidikannya di negara lain. Mungkin saat ini link tersebut belum mereka butuhkan, namun kelak setelah lulus SMA, bisa jadi informasi yang mereka dapatkan hari ini sangatlah berguna. Tak ada yang sia-sia dalam belajar. Bukankah para pemenang adalah mereka yang menggenggam informasi secara lengkap dan cepat?

Ah, rasanya tak sabar menunggu presentasi berikutnya yang akan mengupas habis pendidikan di negara lainnya di hari Jumat mendatang… Ilmu apa lagi yang akan saya dapatkan, ya?

Apakah tulisan ini membantu ?

Evy Sofia

Seorang anak bangsa yang ingin selalu belajar, berkarya, berbagi...

www.evysofiasangpembelajar.blogspot.com;
www.kompasiana.com/evysofia

View all posts

2 comments