Soloensis

SEJARAH ADANYA KARAWITAN “MUDO IROMO” di KAKI LERENG LAWU

Berada di bagian kaki lereng gunung lawu, desa Anggrasmanis merupakan salah satu kelurahan di kecamatan jenawi kabupaten Karanganyar. Di dukuh Glagah sendiri juga memiliki banyak kebudayaan jawa yang masih melekat di kehidupan masyarakat hingga saat ini. Seperti bancaan, selapanan, nyatus, nyewu , kondangan, megengan, dan lain-lainnya. Selain itu , di dukuh Glagah sendiri terdapat kebudayaan jawa yang masih eksis dan dijaga hingga saat ini, yaitu kebudayaan jawa Gamelan dan Wayang, bahkan Gamelan dan wayang di dukuh Glagah sampai saat ini juga masih digunakan sebagai penambah perekonomian warga dukuh Glagah dengan mendirikan karawitan jawa bernama “Mudo Iromo” .
Menurut pimpinan karawitan Mudo Iromo saat ini bapak Parto Parno, awal mula adanya karawitan mudo iromo ini dimulai ketika mbah diyo sentono yang merupakan salah satu warga dukuh Glagah yang membeli sepaket gamelan dari mbah karto yang merupakan warga dukuh demping yang merupakan tetangga desa Dukuh glagah. Setelah itu, gamelan di dukuh glagah dilestarikan hingga saat ini , dan saat ini sudah berada pada generasi penerus ke 3 dari paguyuban karawitan mudo iromo sendiri. Awal mula adanya karawitan mudo iromo ini bisa dibilang cukup sederhana, karena tidak ada dari anggota-anggotanya yang merupakan lulusan dari seni dan tidak ada gurunya, jadi paguyuban ini ada karena dari masing-masing warga dukuh Glagah memiliki kesukaan terhadap gamelan jawa dan adanya saling ajak untuk latihan bareng tanpa harus memandang siapa yang lebih hebat. Hingga pada akhirnya karena tiap-tiap warga memiliki kesenangan terhadap gamelan jawa dan saling ajak untuk latihan, akhirnya para warga sepakat untuk mendirikan Paguyuban karawitan jowo mudo iromo. Dimana karawitan ini bisa dibilang karawitan yang langka, karena selain melestarikan kebudayaan jawa, karawitan ini anggotanya juga berasal dari satu kampung yang sama dan masih memiliki ikatan saudara.
hingga pada akhirnya kebudayaan jawa yang dilestarikan tidaklah menjadikan seseorang kehabisan waktu, melainkan justru dapat digunakan oleh masyarakat sekitar selain sebagai media hiburan kesenian kebudayaan juga dapat digunakan sebagai penunjang perekonomian warga masyarakat yang melestarikan kebudayaan tersebut. jadi pada intinya melestarikan kebudayaan itu membangun bukannya menghancurkan dan melalaikan. .
.
video : https://www.youtube.com/watch?v=DowG3E_Lyc0&t=59s

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Muhammad Yusuf

    Orang karanganyar yang mengadu nasib sebagai mahasiswa IAIN Surakarta 2016

    View all posts

    Add comment